Profil Dani Pedrosa, Kisah Panjang Pembalap Asal Spanyol Meniti Karier

1767912637

inputbali.com – Dani Pedrosa , seorang pembalap MotoGP yang berasal dari Spanyol yang telah mendapatkan kekayaan senilai 6 juta dolar AS. Ia lahir pada 29 September 1985 di Sabadell, Spanyol .

Pedorsa sudah mulai menyukai balap motor sejak usia empat tahun, ketika ia mendapatkan sepeda motor pertamanya, Italjet 50. Sepeda balap pertamannya itu merupakaan replika dari sepeda mini Kawasaki.

Saat berusia enam tahun, dia juga menggunakan sepeda balap tersebut untuk balapan bersama teman-temannya dan ketika berusia sembilan tahun dia mengikuti kegiatan lomba yang sesunggunya dan masuk kejuaraan sepeda motor mini di Spanyol .

Pada tahun 2001, Pedrosa debut dengan tampilan yang memuaskan di kejuaraan dunia kelas 125cc setelah terpilih dari Movistar Activa Cup di tahun 1999 yang merupakan serangkaian acara untuk mempromosikat bakat muda di Spanyol .

Tahun berikutnya, dia pindah ke Kejuaraan Dunia 250 dan berhasil meraih kemenangan mahkota rookie dengan lima kemenangan di musim kejuaraan pertamanya, meski terjadi cidera ia berusaha untuk mempertahankannya.

Pada usia 20 tahun, dia juga telah mendapatkan tiga kejuaraan dunia dan siap untuk pindah ke kelas senior. Melalui podium balapan MotoGP pertamanya, Pedrosa membawa kemenangan dan menjadi pembalap termuda di ketiga kelas.

MotoGP mengisyaratkan, Pedrosa menang dua kali dengan Repsol Honda RC212V di musim rookie-nya. Lebih dari enam dekade balapan GP, Pedrosa menjadi pembalap termuda ketiga yang memenangkan GP kelas premier, setelah pahlawan Honda Freddie Spencer dan mendiang Norick Abe.

Kemudian pada tahun 2007, ia memutuskan untuk pindah ke 800cc Honda RC212V untuk memamerkan teknik menikung dengan kecepatan tinggi yang telah dia lakukan di kelas lebih kecil sebelumnya.

Mesin motornya sempat mengalami masalah, tetapi dia mampus untuk menuju garis finis pada posisi dua klasemen akhir yang menghasilkan dua kemenangan di Sachsenring dan Valencia. Pedrosa membuktikan bahwa dirinya sebagai calon penantang di MotoGP .

Keahlian Pedrosa semakin kuat pada 2008, karena telah finis di podium sebanyak sebelas kali dengan dua kemenangan yang membawanya ke posisi teratas kejuaraan.

Namun setelah itu dia mengalami cedera tangan saat memimpin GP Jerman dan melewatkan balapan di Laguna Seca.

Ketika di akhir musim, ia mendapatkan dorongan kuat dengan menghasilkan tiga podium pada emat balapan terakhir dan membatunya untuk mempertahankan posisi ketiga secara keseluruhan.

Cedera yang pernah dialami pada musim sebelumnya kembali terjadi menjelang musim 2009, ia terjatuh ketika tes pra musim dan mengalami cedera. Hal itu membuat ia tidak dapat menyelesaikan pengujian.

Pedrosa datang kembali ke persaingan dengan kemenangan di Laguna Seca, sementara serangkaian podium kemenangan kedua di Valencia, mendorongnya ke dalam urutan ketiga secara keseluruhan di belakang.

Pada tahun 201, Pedrosa bergabung dengan Casey Stoner di Repsol Honda. Ia meraih posisi podium ketiga seri pembuka di musim 2011 dan meraih kemenangan di GP Portugal 2011. Ia juga menikmati awal musim terbaiknya, termasuk kemenangan di Estoril.

Kemudian, ia terlibat kecelakaan dengan pembalap dari tim San Carlo Honda Gresini, Marco Simoncelli ketika mereka bertarung untuk merebutkan posisi kedua di Le Mans. Hal itu membuatnya patah tulang selangka dan memaksanya untuk beristirahat hingga GP Italia 2011.

Masih bersama dengan Repsol Honda pada 2012 dan kembali bermitra dengan Casey Stoner, Pedrosa berhasil finis sembilan dari sepuluh balapan di podium dan mendapati posisi kedua dengan hasil terbaik pada GP Jerman 2012.

Tujuh kemenangan Pedrosa masih membuatnya menjadi pembalap paling memukau di tahun 2012 dan menandai kampanye MotoGP terbaiknya dalam satu tahun yang dianggap penting oleh banyak orang.

Setelah melewati masa balap dengan tim Stoner, akhirnya Pedrosa memutuskan untuk pensiun dan bergabung bersama tim Marc Marquez sebagai pemimpin saat memasuki tahun 2013. Ia tidak pernah lebih dari dua balapan dalam satu musim tanpa mimbar, akhirnya naik podium untuk pertama kalinya di babak tujuh, acara kandangnya di Catalunya.

Pada 2016, Pedrosa mudah dikenali oleh banyak orang. Ia menerobos lapangan untuk menang dari posisi kedelapan di grid di Misano.

Tetapi, harapan itu gugur karena jumlah poin yang dihasilkan rendah untuk mendekati performa rekan setimnya yang memenangkan kejuaraan, Marc Marquez di RC213V. (Nesya Asriani)***

error: Content is protected !!
Exit mobile version